Disadari atau tidak, bagaimanapun kita bisa melihat bintang di malam hari, sebenarnya kita melihat ke masa lalu. Bagaimana bisa? Penjelasan paling mudahnya adalah; dengan kecepatan cahaya, 300.000 km/h, cahaya yang meninggalkan bintang untuk sampai Bumi, bintang yang kita lihat di malam hari, berasal dari masa lalu.
Contoh, Centauri adalah bintang tetangga terdekat kita, Proxima Centauri 4.3 tahun cahaya, artinya kalau kita bisa melihat Alpha Centauri malam ini juga, cahayanya sudah meninggalkan Centauri sejak 4.3 tahun lalu. We already looking back in time. Kenapa kita tidak bisa melihatnya secara real time? Karena hukum fisika yang berlaku di dunia kita tidak memungkinkan untuk melaju lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Contoh lain yang lebih jauh, Polaris, Bintang Utara di Rasi Bintang Biduk, 323 tahun cahaya dari Bumi, kita melihatnya untuk berpatokan pada arah utara dengan cahaya dari 323 tahun lalu. Melihat Polaris malam ini, cahayanya berasal dari waktu yang sama dengan koloni Eropa pertama di Amerika Utara.
Dengan waktu yang bisa dibilang hanya secuil dari waktu yang terjadi sejak Big Bang, manusia berharap untuk bisa looking back in time, even further. Caranya? Dengan teleskop kita bisa melihat bintang-bintang lebih jelas, melihat waktu dari masa yang lalu, tapi sebelum astronomi modern, kita hanya terbatas pada Solar System.
Diluar itu, hanya bintang-bintang paling terang, dan jaraknya pun hanya ratusan tahun cahaya dari Bumi. Paling jauh jelas, Andromeda tapi itu karena posisinya yang juga “hanya” 2 juta tahun cahaya dari Bumi. Hubble diluncurkan pada akhir 90 untuk melihat lebih jauh antariksa ini.
Hubble berhasil menuntaskan misinya, tapi kita butuh lebih dari itu. Dengan biaya US$1.2 Milyar sebelum inflasi, banyak yang menganggap misi NASA ini menghabiskan budget terlalu banyak. Well, antara perut kosong dan ilmu pengetahuan, mana yang akan mayoritas dengarkan?
Pada tahun 2019, peristiwa besar untuk dunia antariksa akan terjadi. Untuk pertama kalinya sejak Hubble Space Telescope diluncurkan pada 1990, NASA dan ESA akan meluncurkan JWST. James Webb Space Telescope. Teleskop ini akan membuat kita bisa menyaksikan (semoga) galaksi-galaksi pertama setelah Big Bang. Apa maksudnya?
The edge of observable universe, our own universe. 13.8 Milyar tahun lalu, setelah Big Bang, galaksi pertama muncul, beberapa milyar tahun setelahnya suhu keseluruhan di alam semesta turun, memungkinkan elemen pembentuk kehidupan muncul, dan untuk kita, 4.5 Milyar tahun lalu, Matahari muncul.
Tidak ada yang menarik setelah terciptanya Matahari, melainkan fase-fase sebelumnya lah. Hubble bisa melihat sampai batas itu, tapi tidak sejauh JWST akan melihat tempat-tempat terjauh di alam semesta, semakin jauh kita melihat alam semesta sampai ujung, the further we are looking back in time.
Sejauh ini semuanya terdengar seperti SF, tapi ini adalah hukum fisika yang berlaku. Sama seperti teori Black & White Hole, tidak susah untuk memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia astronomi. Untuk sebuah progresivitas, lingkarannya bisa berarti kembali melihat ke awal.
Looking back in time doesn’t means we clinging into the past. Sama seperti topik tentang bagaimana suksesi dan masa transisi Nogi bisa jadi sangat berbeda kedepannya. Well, aku merasa kalau membicarakan masa depan Nogi, maka membicarakan masa lalu juga.
Rasanya semua juga seperti itu. Topik suksesi, regenerasi, selalu jadi bahan perbincangan tapi kali ini aku ingin sedikit saja memberikan pandanganku. Well, bukan soal regenerasinya tapi tentang bagaimana masa depan akan sama saja dengan masa lalu.
Contohnya, tidak mungkin juga “penerus” tongkat estafet Nogi nantinya akan berbeda 180° dengan Nogi saat ini bukan? Tapi lebih dari sekedar fakta kalau nantinya akan tetap sama, kita akan selalu membanding-bandingkannya dengan pioneer, looking back in time, isn’t it?
Double Suns are the reason life could exist in Nogiverse
Memang, untuk urusan suksesi dan image ini selalu terbagi dua; ada yang lebih suka yang standar saja, dalam artian Nogi terlihat seperti sekarang, lanjutkan saja begitu tanpa perubahan besar. Dan yang kedua adalah yang lebih progresif, perubahan itu penting meski hanya sedikit.
Well, kalau di masa depan Nogi masih akan tetap sama seperti saat ini, kemungkinannya justru lebih kecil. Karena apa? Pertama dari member yang jelas berbeda, generasi dan jalannya. Tidak bisa dibandingkan ya, kalau yang sudah hafal dengan 48G pasti paham. Membandingkan OG dan NG jelas beda.
OG berjuang dari awal, NG tinggal meneruskan. Dan itulah gunanya regenerasi kan? Jadi aku tidak bisa paham kalau dibilang “NG mendapat perlakuan lebih istimewa” karena memang itu inti mereka ada. Kalau tetap membandingkan, that means we’re stuck, the whole universe isn’t expanding while it actually does.
Work hard, play harder
Sekarang saja, tidak jauh-jauh, frankly speaking, siapa yang bisa bilang kalau NG lebih menghibur dari OG? Atau mereka mendapat lagu yang lebih baik? Dalam konteks Nogi, aku tidak bisa bilang iya. Better push, okay. But better charm points, that’s entirely a different question. Tapi itulah proses, alam semesta melalui periode kacau sebelum cool down. Nogi sekarang sedang dalam periode cooling down.
Kedepannya, dengan segala kemungkinan yang terbuka untuk Nogi, aku merasa pada akhirnya, mereka, dan kita tentunya, akan melihat kembali ke masa lalu. Dalam artian bukan membanding-bandingkan melainkan membuat yang lalu menjadi pembelajaran. Bukan cuma up tapi juga downs.
Dan jujur saja, aku merasa kalau LLC masih menyimpan sesuatu dengan audisi bersama Sakamichi. Can’t say much about it but I wonder if that gonna make me stan them for years to come. Pilihannya selalu ada dua, Nogi tetap dengan pace sekarang ini atau progres yang lebih jelas meski itu sedikit radikal?
Dua-duanya tidak salah, tapi dengan topik looking back in time, dan bagaimana Nogi kedepannya, maka mana yang kalian pilih? Pilihan pertama atau kedua?
All images and videos used is credited to it’s respective owners
No comments:
Post a Comment