Well, memang sih kali ini ceritanya didasarkan pada DC Universe. Yang jelas, kalah tenar dari saingannya Marvel Universe. Berapa banyak yang suka Iron Man, Captain America, Thor, Spiderman, Guardians of the Galaxy, atau bahkan Thanos? Don’t start counting.
Nah, sebaliknya, siapa yang paham dengan cerita Superman, Wonder Woman, atau Batman? Sedikit sekali casual superhero fans yang akan kenal karakter dari DC Universe. Well, untuk kali ini, aku akan membahas tentang karakter villain dari tokoh yang juga tidak lebih terkenal; Green Lantern.
Green-who? Oke, ini pertanyaan wajar. Untuk singkatnya saja, Green Lantern adalah major character dari DC Universe. Salah satu member original dari Justice League (yang tidak muncul di filmnya tahun 2017 kemarin, dan filmnya di 2011 juga gagal total)
Kekuatan utama dari Green Lantern? Dengan cincinnya, dia bisa menciptakan apapun hanya dengan kekuatan imajinasi dan seberapa kuat energi yang dicurahkan untuk itu. Terdengar biasa saja, tapi cobalah cari tahu lebih banyak tentang superhero satu ini.
Nah, di arc Green Lantern, seperti umumnya superhero lain, dia punya supervillain. Yang terkenal antara lain Sinestro, Red Lantern Corps dan Black Lantern Corps. Tapi yang paling ikonik, Parallax, salah satu karakter paling kuat di DC Universe.
Parallax sebenarnya adalah entitas jahat dari perwujudan rasa takut. Satu dari tujuh Emotional Embodiments mewakili aspek individu dari Emotional Spectrum. Untuk mempersingkat, Guardians of the Universe -bukan karakter dari Marvel- mengurung Parallax dalam sebuah kotak.
Sebuah kotak, yang nantinya akan menjadi bagian Green Lantern Central Power Battery. CPB adalah sumber kekuatan bagi Green Lantern Corps -ya, Green Lantern pada dasarnya adalah polisi antar-galaksi dan tidak hanya ada satu Green Lantern di Bumi-
Hal looks at the place that was once his hometown Coast City
Hal Jordan meratapi kehancuran Coast City
Tapi menggunakan kekuatan Parallax sebagai sumber tenaga bagi Green Lantern Corps membuat mereka lemah pada benda berwarna kuning. Hal yang selama puluhan tahun menjadi olok-olok fanboy. Sebelum Hal Jordan sebagai Green Lantern Section 2814 membuka fakta kenapa Green Lantern lemah pada warna kuning.
Dalam arc Emerald Twilight, Jordan mendapat cobaan besar. Coast City tempat asalnya hancur saat dia menghadang musuh di tempat lain. Desperate, Jordan menyalahi aturan Corps (menggunakan kekuatan Green Lantern) untuk kepentingan pribadinya, membangkitkan kembali Coast City.
Karena kekuatan cincinnya yang habis saat mencoba menciptakan Coast City, Jordan pergi ke Oa, markas besar Corps untuk menyerap tenaga dari Central Power Battery. Tindakan yang menjadi awal kehancuran Corps. Jordan sudah dalam pengaruh Parallax, yang mengetahui ketakutan terbesarnya; masa lalu keluarganya.
Arc Emerald Twilight berakhir dengan Hal Jordan, Green Lantern terbaik yang pernah ada, kini menjadi supervillain dengan alias Parallax setelah menyerap habis semua kekuatan dari Central Power Battery.
Parallax during Zero Hour
Masih banyak arc lain tentang Parallax, terutama pembentukan Sinestro Corps atau Yellow Lantern Corps. Yang pasti, Parallax adalah salah satu karakter terkuat di DC Universe. Dia bukan supervillain klasik seperti Thanos atau Anti-Monitor, melainkan entitas yang ada karena sifat dasar dari tiap makhluk hidup itu sendiri.
Immortal karena akan ada selama ada ketakutan di dunia, kekuatannya juga menjadi unlimited. Saat merasuki Hal Jordan, kekuatannya cukup untuk menghancurkan dan menciptakan kembali seluruh DC Universe. Sendirian hanya dengan seorang Hal Jordan. Inilah yang membuatnya menjadi sangat ditakuti di DC Universe.
Oh, satu hal lagi, kenapa Green Lantern lemah pada warna kuning adalah karena sumber kekuatan mereka adalah Parallax. Yang mana warna asli Parallax adalah warna kuning.
Parallax adalah manifestasi dari ketakutan itu sendiri. Ketakutan akan membuat orang melakukan yang biasanya dianggap “gila” menjadi wajar bagi pelakunya. Seperti Hal Jordan, dan banyak karakter lainnya di DC Universe, berada dalam pengaruh Parallax bisa membuat mereka hilang kendali.
Hanya yang sudah menguasai ketakutan terbesar di diri merekalah yang bisa menghalangi Parallax menguasai diri mereka. Kenapa ini terdengar seperti quote Harry Potter pada Dementor?
Anyway, yang ingin kubahas adalah tentang hot potato beberapa hari ini bagi 48G. Tidak, bukan skandal receh Bunshun -meski argumennya menjurus ini adalah cover up- tapi tentang skandal NGT48. Okay, this is unusual talking about NGT, furthermore a scandal.
Aku harus mengakui, kapabilitasku membicarakan hal ini sama seperti aku membicarakan bagaimana cara aku bisa naik batch pertama SpaceX untuk ke Bulan di 2020 mendatang. Dengan kata lain, aku tidak paham riak internal fandom NGT atau bahkan tahu banyak tentang member yang terlibat.
https://twitter.com/onigiridouga/status/1083307632524283904
Dan jelas, spekulasi untuk hal ini bukan keahlianku. Jadi, yang ingin kubahas tentang skandal NGT48 ini lebih ke bagaimana penerimaan fans. Satu untuk digarisbawahi, I’m not taking sides right now, whatever already being said. The water still unclear, testing it now only gonna make it worse.
Ya, aku tidak bilang cerita tentang skandal NGT48 ini lebih tentang victimized member, unfair management atau victimized (another) member, (another) unfair management. Perbedaannya jelas sekali, dan sekarang probabilitas keduanya sama besar.
Kenapa aku bilang begini? Tidak ada bukti pasti. Kalaupun di belakang layar ada, itu jauh dari jangkauan fans. Membuat spekulasi atau konklusi sendiri sih sama saja menyiram minyak ke api. Dan pada dasarnya, semua yang mendasari skandal NGT48 adalah ketakutan.
Ketakutan baik untuk pelaku maupun korban. Dua-duanya punya rasa takut yang sama. Dan maaf-maaf saja, reaksi fans yang berlebihan -meski itu wajar, karena kasus ini terbilang cukup mengguncangkan- menurutku hanya memperkeruh situasi.
Ketakutan, Parallax, mau sampai kapan?
Intinya adalah, tunggu saja sampai airnya sedikit tenang baru berpendapat. Karena sejauh yang aku tahu, cara kasus ini ditangani pun berantakan. Meski aku tidak terlalu mengikuti perkembangannya, hanya sekedar tahu, yang pasti konklusi harus menunggu.
Semua tergantung fans, mau membuat situasi makin kacau dengan menyebarkan ketakutan? Ingat saja, semua tidak bisa dilihat dari satu sisi.
All images and videos used is credited to it’s respective owners
No comments:
Post a Comment